Youtube Channel

About

Selamat datang di Blog Analis Palestina yang mengkhususkan diri pada opini, penerjemahan informasi dan analisa terkini terkait perkembangan yang terjadi di Palestina dan sekitarnya. Email: khalidmusholla@gmail.com
Tampilkan postingan dengan label Yaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yaman. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Mei 2025

Analisa: Apa Makna Blokade Udara Menyeluruh terhadap Israel?



Kelompok Houthi mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (4/5/2025), bahwa mereka berupaya untuk memberlakukan "blokade udara menyeluruh" terhadap Israel dengan cara berulang kali menargetkan bandara-bandaranya. Gerar Dib, Profesor Pemikiran Politik di Universitas Lebanon menafsirkan istilah tersebut dalam artikel yang diterbitkan Aljazeera Net pada 5/5/2025.


Yahya Saree, juru bicara militer kelompok tersebut, mengatakan: "Kami menyerukan kepada maskapai penerbangan internasional untuk membatalkan semua penerbangan ke Israel guna melindungi keselamatan pesawat dan pelanggan mereka."


Hari Ahad, 4 Mei, terjadi serangkaian kejutan cepat, yang paling menonjol adalah rudal balistik yang diluncurkan oleh gerakan Ansarullah dari Yaman, yang melewati empat sistem pertahanan udara di Tel Aviv dan mendarat di Bandara Ben Gurion. Maskapai penerbangan asing mengumumkan penangguhan penerbangan ke Israel, menurut Channel 12 Israel.


Rudal ini telah mengguncang petinggi nasional Israel, dengan Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengancam akan memberikan respons "tujuh kali lipat" terhadap jatuhnya rudal yang ditembakkan dari Yaman di dekat Bandara Ben Gurion. Sementara itu, Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional Israel, menyerukan respons keras dari Teheran.


Ini bukan rudal pertama yang diluncurkan oleh Houthi. Serangan Yaman terhadap Israel dimulai pada 15 September 2024, dengan dalih mendukung rakyat Palestina mengingat kejahatan Israel terhadap Jalur Gaza.


Nampaknya, rudal balistik ini merupakan tantangan langsung terhadap eskalasi yang diumumkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis, 1 Mei, ketika ia memberi lampu hijau bagi tentaranya untuk memperluas operasi militer di dalam Jalur Gaza.


Tidak diragukan lagi bahwa rudal tersebut membawa banyak pesan, ke lebih dari satu arah. Oleh karena itu, kita dapat mengusulkan persamaan baru: "Apa yang terjadi setelah rudal Ben Gurion tidak akan sama dengan sebelumnya."


Di luar ancaman yang dikeluarkan oleh Menteri Katz dan reaksi berturut-turut di Israel, rudal balistik ini membawa banyak pesan yang dapat melampaui target Houthi dalam membela Palestina. Serangan itu mampu menembus pertahanan udara Israel dan Amerika, dan mengenai sasaran dengan akurat.


Ini bertepatan dengan peluncuran rudal balistik baru oleh Teheran, juga pada hari Ahad, yang mengklaim rudal itu dapat melewati sistem pertahanan antirudal. Apakah ini rudal yang sama yang ditembakkan Houthi ke Bandara Ben Gurion?


Perkembangan penting hari Ahad menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas pernyataan yang dikeluarkan oleh pasukan AS yang ditempatkan di wilayah tersebut melalui kapal induk mereka, dan kelayakan aksi berbagai serangan udara di Yaman selama lebih dari sebulan.


Rudal Ben Gurion mengungkap kepada opini publik Israel, Amerika, dan Arab kepalsuan laporan yang dikeluarkan oleh pimpinan AS, yang selalu menegaskan bahwa rudal Yaman tidak mengenai kapal induknya, meskipun Houthi hampir setiap hari menargetkannya.


Siapa yang tahu, mungkin F-18 Super Hornet milik kapal induk USS Harry Truman yang dikabarkan jatuh di Laut Merah pada Senin, 28 April, ditembak jatuh oleh rudal Houthi?


Setelah rudal Ben Gurion, tidak ada yang mustahil, meskipun ancaman Israel sangat besar. Hal ini menegaskan kesia-siaan serangan Amerika, yang sejauh ini tidak mampu menghalangi Houthi demi mendukung Palestina.


Namun, yang perlu diperhatikan adalah pernyataan Benny Gantz, yang menyerukan tanggapan keras, kali ini terhadap Teheran. Tidak diragukan lagi bahwa kelompok Houthi, meskipun memiliki pengambilan keputusan yang independen, terkait dengan Iran dalam hal pelatihan, pendanaan, dan bahkan persenjataan, sebagaimana dikonfirmasi oleh lebih dari satu pejabat Iran dan Houthi.


Oleh karena itu, Gantz yakin bahwa melakukan serangan terhadap Houthi akan sia-sia, terutama karena tidak ada operasi darat yang direncanakan di Yaman oleh koalisi Amerika, ditambah dengan penolakan Arab untuk berpartisipasi dalam petualangan semacam itu.


Gantz melanjutkan dengan mengatakan, Sumber tersebut terkait langsung dengan negosiasi nuklir AS-Iran, yang mana Israel telah menyatakan penentangan kerasnya pada lebih dari satu kesempatan, melalui Netanyahu.


Ia adalah pendukung diluncurkannya serangan sengit terhadap Teheran, yang tidak hanya menargetkan proyek nuklirnya tetapi juga kemampuan dalam mendanai gerakan perlawanan di kawasan tersebut, terutama gerakan Ansarullah.


Israel yakin bahwa negosiasi ini tidak ada gunanya, karena waktu ada di pihak Iran, karena terus memasok senjata ke Yaman. Hal ini menegaskan urgensi untuk melakukan serangan terhadap rezim di Teheran.


Namun, pemerintah AS memiliki perhitungan yang berbeda, tidak terbatas pada visi Israel, tetapi lebih pada apa yang dianggapnya penting di kawasan tersebut: menetapkan kebijakan untuk memaksakan "keseimbangan," dengan Iran sebagai salah satu kekuatan penting ini. Laporan Amerika percaya bahwa mengalahkan Iran akan memperkuat kehadiran Turki di kawasan tersebut, dan peristiwa yang terjadi di Suriah adalah contoh utama dari hal ini.


Pembahasan tentang peluncuran serangan terhadap Iran menjadi rumit bersamaan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan penandatanganan perjanjian kemitraan komprehensif di tingkat ekonomi dan militer, berlaku selama 20 tahun.


Hal ini mempersulit langkah menuju perang langsung dengan Iran dan mendorong Rusia untuk meningkatkan persyaratan negosiasinya dengan Presiden AS Donald Trump, yang sedang terburu-buru untuk menghentikan perang di Ukraina.


Harusnya tidak cukup terhenti  pada fenomena kawah sedalam 25 meter akibat rudal atau gangguan sementara lalu lintas udara Israel, tetapi lihat implikasinya dalam konteks kemampuan Yaman untuk memberlakukan blokade laut, dan sekarang blokade udara skala penuh, terhadap Israel. Hal ini mungkin mendorong Netanyahu untuk mempertimbangkan secara serius bukan untuk membalas, tetapi menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis ke Jalur Gaza yang terkepung selama berbulan-bulan.


“Hal ini mungkin mendorong Netanyahu untuk mempertimbangkan secara serius bukan untuk membalas, tetapi menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis ke Jalur Gaza yang terkepung selama berbulan-bulan.”


Ancaman Amerika dan Israel terhadap Yaman tidak ada gunanya, karena medan pegunungan Yaman yang kompleks mempersulit tugas melakukan serangan udara. Rupanya, Houthi telah menyebarkan sistem rudal mereka di lebih dari satu wilayah, sehingga menyulitkan pesawat untuk menyerang mereka. Mereka juga memiliki sistem rudal balistik nonkonvensional yang mampu menembus pertahanan udara dan mengenai target mereka.


Inilah sebabnya mengapa banyak pengamat percaya bahwa tidak peduli seberapa intens serangan udara dan berapa banyak yang mengenai kilang minyak, pelabuhan, bandara, dan lokasi lainnya, mereka tentu tidak memiliki kapasitas pencegahan untuk melawan serangan rudal Houthi, yang akan terus berlanjut. Hal ini bermula dari sifat Houthi dan kesiapan mereka untuk perang berkepanjangan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Houthi tidak akan bisa dicegah kecuali dengan cara tercapainya penyelesaian permasalahan di Gaza dengan memulangkan warga Gaza ke rumah dan daerah asal mereka.


Pengumuman Houthi tentang "zona larangan terbang menyeluruh" di atas Israel merupakan langkah eskalasi yang bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan operasinya di Gaza dengan mengancam keamanan udaranya dan mengganggu lalu lintas udara. Perkembangan ini mengancam akan memperluas konflik dan membuka front baru, yang memerlukan tindakan diplomatik yang mendesak untuk menahan eskalasi.


Israel tidak memiliki banyak pilihan militer selain melancarkan serangan udara, seperti yang sedang dilakukan AS saat ini, untuk menghentikan peluncuran rudal dari Yaman. Namun, Israel hanya menghadapi satu solusi: TERPAKSA -tidak peduli berapa lama perang berlangsung - untuk menerima persyaratan negosiasi, daripada terlibat dalam perdebatan media yang tidak berarti dengan negara-negara yang ingin mencapai penyelesaian demi keuntungan semua pihak, terutama Qatar.


Oleh karena itu, tanggapan "tujuh kali lipat" maupun tanggapan "keras" terhadap Teheran TIDAK AKAN mencapai tujuan yang diinginkan. Sebaliknya, hanya penyelesaian dan tawaran konsesi oleh pemerintah sayap kanan Israel yang akan melindunginya dari rudal Houthi, dan mungkin rudal lainnya dalam waktu dekat (Ajazeera/Kho)


Sumber:

https://www.aljazeera.net/opinions/2025/5/5/%D9%85%D8%A7%D8%B0%D8%A7-%D9%8A%D8%B9%D9%86%D9%8A-%D9%81%D8%B1%D8%B6-%D8%AD%D8%B5%D8%A7%D8%B1-%D8%AC%D9%88%D9%8A-%D8%B4%D8%A7%D9%85%D9%84-%D8%B9%D9%84%D9%89


Share:

Senin, 03 Maret 2025

Houthi Dari Dalam: Yang Anda Tidak Ketahui Tentang Houthi!

Houthi Dari Dalam:  Yang Anda Tidak Ketahui Tentang Houthi!

Oleh: Muhammad Al-Qadi

Penulis dan jurnalis Yaman


Aljazeera - 5/2/2024 | Pembaruan terakhir: 7/2/202405:11 PM (Waktu Mekkah)


Pasukan pro-Houthi berkumpul di Sanaa setelah serangan AS dan Inggris terhadap posisi mereka (Anadolu) Sumber pengambilan foto Aljazeera.


Kelompok Houthi bukanlah produk sejarah Yaman dalam dua dekade terakhir, seperti yang diyakini sebagian orang. Ia bukanlah gerakan politik yang muncul akibat batasan demokrasi yang merupakan hasil dari situasi dan kondisi pasca-penyatuan dua wilayah Yaman Selatan dan Yaman Utara pada tahun 1990. Akan tetapi, ia merupakan kelanjutan dari proyek Imamiyah yang benihnya telah ditanam di Provinsi Saada dan wilayah utara oleh apa yang disebut Imam al-Hadi ila al-Haqq Yahya bin al-Hussein al-Rassi pada tahun 893 M, yang kemudian dikenal dengan Mazhab Al-Hadawi.


Maka dari itu, dia merupakan turunan dari mazhab dan sistem  yang telah berlangsung selama lebih dari 1.100 tahun, yang terkonsentrasi pada paham “ِAl Batnain atau Al Batnaan” ِyang berlandaskan pada seleksi Ilahiah dan keekslusifan imamah dan kepemimpinan umat pada keturunan dua cucu: Al-Hassan dan Al-Hussein hingga hari kiamat.



Keterlibatan Taktis


Meskipun pemikirannya senada dan sependapat dengan Madzhab Zaidiyah, namun dia berbeda darinya dalam banyak aspek dan tidak terikat misalnya dengan 14 syarat yang ditetapkan Mazhab Zaidiah bagi pemangkuan jabatan imamah di banyak tahapan sejarahnya. Sebagaimana yang terjadi pada era Daulah Qasimiyah yang menguasai sebagian besar Yaman, dan selama periode kekuasaannya berubah menjadi monarki turun-temurun, dan juga sebagaimana yang terjadi pada pemerintahan Imamah terakhir di Yaman sebelum meletusnya Revolusi 26 September, yang didukung dan disokong oleh mendiang Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser pada tahun enam puluhan abad lalu.


Kaum Houthi menuai buah dari pemikiran ini dan usaha para tokohnya, yang terlibat secara taktis dalam pemerintahan republik yang muncul pasca Revolusi September yang disebutkan di atas, dan perang saudara berikutnya yang berakhir dengan rekonsiliasi nasional, dan berupaya untuk memperkuat kehadiran elemen-elemennya di lembaga-lembaga negara dan fasilitas-fasilitas negara yang sensitif. Eksistensinya sebagai negara dalam negara di dalam wilayah Yaman, jika kita boleh menggambarkannya seperti itu, dia bekerja keras untuk menyiapkan suasana dan kondisi agar dapat kembali memerintah Yaman.


Setelah penyatuan Yaman, muncul kelompok pemuda pertama yang bernama: Al-Syabab-ul-Mu’min atau “Pemuda Beriman.” Memanfaatkan kekhawatiran mendiang Presiden Ali Abdullah Saleh tentang meningkatnya kekuatan Partai Islah, atau Ikhwanul Muslimin Yaman sebagaimana sebagian orang menyebutnya, serta pertikaian yang berkembang antara dua mitra dalam persatuan: Partai Kongres Rakyat Umum, yang dipimpin oleh Ali Saleh, dan Partai Sosialis Yaman, yang dipimpin oleh Ali al-Beidh, entitas baru ini menerima dukungan tersirat dari Saleh dalam upayanya mempermainkan pertentangan yang ada  dan “menari di atas kepala ular”, sebagaimana yang biasa diistilahkan.


Pada awal abad ini, Hussein Badr al-Din al-Houthi berbalik melawan mitranya pendiri gerakan “Pemuda Beriman”, menurut kisah para pendirinya yang paling terkemuka, dan mengambil alih kendali gerakan tersebut. Gerakan tersebut dikenal setelah itu, dan sejak kemunculannya secara bersenjata, sebagai “Kelompok Houthi,” sebelum kemudian menyebut dirinya sebagai “Kelompok Ansar Allah.”



Pencapaian Lapangan


Pendiri kelompok Houthi, yang merupakan anggota parlemen pertama setelah tercapainya persatuan Yaman, mewakili daerah pemilihannya, melancarkan perang pertamanya melawan otoritas pemerintah pada tahun 2004 setelah ketegangan sebelumnya di mana para pendukungnya merampas pendapatan finansial dan menguasai beberapa wilayah yang berada dalam pengaruh mereka di benteng utama mereka di Provinsi Saada di Yaman utara atas dasar ideologis. Ia terbunuh dalam putaran pertama perang di tahun yang sama.


Adiknya, Abdul-Malik al-Houthi, mengambil alih kepemimpinan kelompok tersebut setelahnya, dan bertempur dalam lima perang berikutnya yang berlangsung hingga tahun 2010. Dalam setiap putaran, kelompoknya meraih keuntungan ekspansionis di lapangan dan keuntungan politik, dengan memanfaatkan perbedaan yang dinyatakan dan tidak dinyatakan antara Ali Abdullah Saleh dan mitranya dari kalangan militer, suku-suku, dan para politikus yang berkuasa, dan keterampilan sayap politiknya, yang memainkan peran cemerlang dalam memecah belah pemerintahan yang berkuasa.


Peristiwa Musim Semi Arab dan protes pemuda Yaman terhadap rezim Ali Abdullah Saleh memberikan kesempatan berharga bagi Houthi, yang dengan licik mempermainkan kontradiksi pasukan Yaman, baik yang bersekutu maupun yang bertikai.


Mereka menyatakan simpati mereka terhadap Gerakan Selatan dan mendirikan tenda-tenda mereka di alun-alun perubahan bersama para pemuda revolusi. Pada saat yang sama, mereka terus berkomunikasi dengan presiden yang sedang dalam krisis karena meningkatnya protes terhadapnya tidak berhenti. Protes-protes tersebut - dan kesepakatan yang mereka hasilkan pada tokoh-tokoh lemah untuk mengelola fase transisi - memungkinkan mereka untuk menggulingkan jalur politik dan mengambil alih kendali bersenjata atas Sana'a, yang pasukannya telah mengetuk pintunya sejak 2009.


Pengalaman yang bertumpuk dari proyek yang mereka wakili dan keahlian serta kecerdikan para politisi kawakan di dalamnya, memungkinkan mereka memahami kepekaan tetangga dan kekuatan luar dan ketakutannya akan partai dan kelompok yang muncul dari revolusi Musim Semi Arab, khususnya yang Islam, dan memanfaatkan pengaruh mereka.



Posisi Membingungkan


Sama seperti perang di Yaman yang telah memperkuat kekuatan Houthi di dalam negeri, pemboman Amerika-Inggris saat ini melegitimasi kehadiran populer mereka di tingkat bangsa Arab dan dunia Islam. Dan juga memberi mereka simpati eksternal yang sangat dibutuhkan, dan menempatkan lawan lokal mereka dalam posisi yang membingungkan, khususnya karena Isu Palestina memiliki konsensus di semua kalangan dan komponen rakyat Yaman.


Hampir tidak ada yang tidak setuju bahwa solidaritas Houthi dengan Gaza dan penargetan mereka terhadap kapal-kapal komersial yang memiliki hubungan dengan Israel atau yang menuju pelabuhan-pelabuhannya – yang kemudian berkembang menjadi penargetan terhadap kapal-kapal Amerika dan Inggris di Teluk Aden dan Laut Merah – merupakan tindakan yang berani dan penting dalam konflik tersebut. Akan tetapi, Houthi telah memperoleh banyak manfaat dari berbagai peristiwa di Gaza dan telah mampu, melalui solidaritas mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk menampilkan diri mereka kepada dunia sebagai pemain penting di kawasan tersebut.


Sebaliknya, kami tidak berlebihan ketika kami katakan bahwa, sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa ini, Houthi mengekspos dirinya sendiri dan sejauh mana kemampuannya di dalam mengocok kartu-kartu terkait perdagangan internasional dan jalur-jalur lautnya.


Pada saat yang sama, ia melarikan diri dari hak-hak dalam negeri yang hampir memojokkannya karena meningkatnya kemarahan rakyat. Itu dikarenakan memburuknya kondisi kehidupan dan terhentinya gaji pegawai sejak pecahnya perang, terutama dengan tanda-tanda perdamaian yang muncul sebelum akhir tahun lalu.



Rujukan Khusus


Peristiwa di Gaza telah memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi kaum Houthi untuk membuktikan kebenaran slogan-slogan yang mereka lontarkan sejak kemunculan mereka secara bersenjata di awal abad ini, dan apa yang tercantum dalam "catatan-catatan" sang pendiri kelompok tersebut, Hussein Badr al-Din al-Houthi, yang mereka gambarkan sebagai Al-Qur'an yang berbicara, dan yang dianggap sebagai rujukan intelektual bagi kelompok tersebut, serta dokumen intelektual dan kultural yang telah ditandatangani oleh pemimpin kelompok tersebut dengan sejumlah ulama Zaidi dalam beberapa tahun terakhir, yang menegaskan seperangkat prinsip diantaranya ide seleksi yang telah disebutkan di atas, dan permusuhan terhadap Amerika dan Israel.


Kita dapat katakan di sini; Meskipun kelompok Houthi tampak sebagai bagian dari sekte Zaidiah, kelompok ini berbeda dalam banyak hal dan memiliki rujukannya sendiri. Ada yang mengatakan: Ini merupakan kudeta terhadap warisan Mazhab Zaidiah di Yaman.


Adapun hubungannya dengan Revolusi Islam di Iran, memang Iran tidak menafikan hubungan tersebut, malah membanggakannya. Dalam beberapa kesempatan, Iran mengangkat gambar-gambar simbol dan kepemimpinannya, dan sejalan dengan ide-ide mereka, dan Houthi telah memperoleh banyak keuntungan dari dukungan Iran terhadapnya. Pelru diingat bahwa akar historisnya bermula dari sebelum Revolusi Khomeini di Iran, sebagaimana telah kami sebutkan sebelumnya, dan karena itu bukan tidak mungkin Iran memiliki visi khusus, terutama setelah kehadiran regional dan internasional yang telah dicapainya belakangan ini.(KHO)


Sumber:

https://www.aljazeera.net/opinions/2024/2/5/%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%88%D8%AB%D9%8A%D9%88%D9%86-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%A7%D8%AE%D9%84-%D9%85%D8%A7%D9%84%D8%A7-%D8%AA%D8%B9%D8%B1%D9%81%D9%87-%D8%B9%D9%86%D9%87%D9%85


Share:

Minggu, 25 Februari 2024

Apa Ruginya Jika #Yaman Menutup Bab Al-Mandab?


Oleh: Saleh Awad

Tiba-tiba kita sadar bahwa kita memiliki laut dan koridor yang menjadi pintu gerbang dunia. Kita menjadi tahu bahwa kita dapat mempengaruhi perekonomian global dan menantang sistem internasional secara eksistensial ketika sistem tersebut bersikeras untuk mengusir kita dari lingkaran eksistensial. Tiba-tiba urgensi Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab Al-Mandab, Selat Hormuz, dan Selat Gibraltar menjadi terlihat jelas. Mungkin penemuan ini merupakan salah satu keberkahan “Tofan Al-Aqsa” bagi orang-orang yang meyakini berada senasib... dua selat Arab yang dilalui lebih dari 80 persen minyak yang diangkut melalui laut ke seluruh dunia... dan pengangkutan ini bersumber dari negara-negara Arab dan Muslim yang disatukan oleh geografi yang cerdik di tengah-tengah dunia dengan warisan peradaban besar dan homogenitas populasinya yang tidak dimiliki oleh dunia bagian lain yang mengendalikan nasib umat manusia dan potensi perkembangannya... Namun sayang hal itu  tiada, lumpuh, dan dibuat dungu….. Hingga datang “Tofan” menyingkap aurat kita, membuka mata betapa besarnya rencana musuh menjauhkan kita dari diri kita sendiri.

Kita dilucuti dari semua elemen Kekuatan:

Sٍiapa yang sadar sebelum terjadinya “Tofan” bahwa: kita memiliki kunci-kunci perekonomian global dan pergerakan perdagangan global; bahwa satu kekuatan kecil umat ini, jika bergerak membebaskan diri dari ikatan-ikatannya mungkin untuk mengendalikan perekonomian dunia, dan mengguncangnya secara mendalam... Itulah dia “Tofan”: menyoroti hakekat minyak, tempat-tempat perlintasannya di laut, produksi domestik bruto, dan belanja musuh, menyoroti berbagai perubahan besar dalam karakteristik data internasional dan regional, dan perubahan misi berbagai institusi atau lembaga dan kebijakan-kebijakannya.

Ketika Umat ini berubah menjadi sekedar arsip di atas meja para pengambil keputusan kolonial Barat, yang alur ceritanya digambar oleh antrian para orientalis spesialis, prosesnya yang komprehensif adalah untuk menyingkirkan kita dari panggung peradaban kehidupan jika bukan secara eksistensial. Mereka membidik jati diri peradaban kita dan afiliasi kita.

Maka mereka memaksakan cakrawala para elit sekuler yang terdistorsi, yang akarnya tercerabut dan persepsinya terdistorsi, serta terkait dengan lembaga-lembaga kolonial, untuk merusak hal-hal yang sakral, mengepungnya, dan melenyapkannya dari sumber pedoman, syariah, dan nilai-nilai. Mereka dengan sengaja menjarah sumber daya alam kita agar itu menjadi sebab kemajuan material mereka dan produksi senjata yang kembali kepada kita secara lebih mematikan dan menghancurkan. Dan mereka membidik kita secara geografis dan mencerabut persendiannya dengan dalih itu adalah titik-titik lokasi aktivitas internasional. Kita dapat menemukan kemustahilan slogan-slogan ini ketika kita membayangkan bahwa Amerika mempunyai hak untuk bercokol di Teluk Arab, Laut Arab, atau Laut Merah... dan ketika Bab Al-Mandab dan Selat Hormuz menjadi persimpangan bag kapal-kapal yang memusuhi keamanan nasional kita dan memerangi rakyat kita.

Segala sesuatu diperbolehkan di negara kita dan diatur oleh kepentingan para kapitalis besar yang jahat yang mengendalikan realitas kemanusiaan melalui perusahaan-perusahaan raksasa, Bank Sentral AS, Dana Moneter Internasional dan lembaga-lembaga afiliasi lainnya yang tunduk pada sistem kapitalis yang menciptakan peperangan demi  peperangan, wabah penyakit dan pembunuh umat manusia untuk mendapatkan kendali yang lebih besar dan untuk menciptakan dunia sesuai dengan suasana hati dan visi ideologisnya.

Tidak ada lagi Islam yang tersisa untuk kita. Mereka telah menciptakan banyak Islam untuk kita, tidak hanya ISIS dan kelompok teroris, tetapi bahkan kelompok moderat atau Islam yang dimodifikasi dan dikemas. Mereka telah mengikat Islam dengan tali perbudakan, jauh dari gerakan orisinil yang tumbuh dari dasar pemikiran dan manhajnya. 

Islam kembali menjadi sesuatu yang asing yang sulit berdiri tegak di atas kakinya, dan tidak ada lagi persatuan bangsa Arab yang tersisa bagi kita setelah mereka merasukinya dengan nilai-nilai disintegrasi, labilitas, dan rekonsiliasi dengan musuh di bawah pengaruh penipuan dan ilusi untuk melindungi entitas politik yang ada, bagaimanakah kita bisa menjelaskan keluhan orang-orang Arab tentang ketidakadilan yang menimpa saudara-saudara mereka di Palestina yang mengancam mereka dengan pemusnahan, disaat jutaan orang Arab tidak menanggapi permintaan tolong mereka.. Kita tidak lagi memiliki kekayaan kecuali sekedar nama di negara-negara Arab dan Islam yang Allah telah anugerahkan dengan kekayaan  alam, namun rakyat kita hidup dalam kemelaratan, kemiskinan, kelaparan, penyakit, kebodohan, dan keterbelakangan yang tidak pantas.

Ini adalah proses perencanaan yang kompleks yang tidak berhenti pada tingkat tertentu, namun mempengaruhi seluruh komponen pribadi kita, termasuk agama, bahasa, dan kemampuan material kita, sehingga mendiskualifikasi kita di masa depan. entitas Z10n1s berada di tengah-tengah negara Arab yang paling suci dan paling diberkati merupakan tantangan paling berbahaya yang harus dilalui dengan pengawasan fisik bangsa Arab yang mati rasa. Setiap kali dia mencoba untuk bangkit demi Palestina atau demi memperjuangkan kebebasan, kemerdekaan, kedaulatan dan persatuan maka dia akan dilanda guncangan hebat oleh setrum listrik yang menakutkan  sebagaimana yang sudah terjadi di Irak dan Libya.. Dari sini, dampak dari aksi “Tofan Al-Aqsa”  dapat dilihat.. Sampai dimanakah lokasi yang dapat dijangkaunya dan hingga ketingkat mana?

Ekonomi Global dan Bab al-Mandab:

Perekonomian Amerika, Barat, dan negara Z10n1s tidak hanya menghadapi krisis, namun juga tantangan besar yang akan melemahkan fondasi perekonomian dan melemparkan batu-batu besar ke jalan yang ditempuhnya. Gerakan perdagangan internasional tidak siap menghadapi gejolak besar ini.

Ada pihak-pihak yang akan bangkit kembali dan mencabut pengepungan yang tidak akan bisa dicabut jika bukan karena “Tofan”, seperti yang terjadi pada minyak Venezuela dan minyak Iran. Ini adalah transformasi dan berdampak besar terhadap perekonomian dunia.

Di sini, kita harus menyoroti pentingnya geostrategis Laut Merah, karena Laut Merah merupakan laut kecil Arab yang istimewa, dan di tepinya terdapat Palestina, Mesir, Sudan, Djibouti, Somalia, Yaman, Arab Saudi, dan Yordania yang merupakan rute navigasi paling penting di dunia, menghubungkan tiga benua Afrika, Eropa, dan Asia. Terusan Suez di utaranya merupakan arteri navigasi yang yang sangat penting secara strategis di dunia Internasional... karena menawarkan penghematan waktu dan biaya... Namun semua hal penting itu, sebagian besar terkait dengan Bab Al-Mandeb. Presiden Mesir menyatakan bahwa kondisi di Bab Al-Mandab saat ini telah memangkas setengah pendapatan dari Terusan Suez.

Bab Al-Mandab terletak di titik yang strategis di selatan Jazirah Arab, dengan lebar18 mil lepas pantai dimana pada titik tersempitnya menyulitkan pergerakan kapal tanker. Oleh karena itu, dibatasi dua saluran untuk kapal kargo masuk dan keluar, dibagi dengan Pulau Perim. Selat ini memiliki urgensi militer yang besar dalam perang tahun 1973, ketika angkatan laut Yaman dan Mesir menutup Bab Al-Mandab bagi kapal-kapal Amerika dan Z10n1s dalam tempo 6 bulan berturut-turut.. Menurut informasi energi Amerika, ini adalah koridor yang dilintasi kapal-kapal dengan 12 persen lebih pasokan minyak global dan 8 persen gas cair, serta 40 persen volume perdagangan antara Asia dan Eropa.

Perusahaan-perusahaan transportasi laut mendapat pukulan telak di Laut Merah akibat intervensi Yaman yang menghentikan pasokan via laut kepada entitas Zionis sepanjang masih terjadi terus agresi terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Kemudian konfrontasi ini terus berkembang hingga melibatkan kapal-kapal dan kapal perusak Amerika dan Inggris yang melakukan intervensi untuk mengamankan kapal-kapal yang menuju ke negara Z10N15. Tanggapan Amerika ini sudahlah cukup untuk mengungkap niat tersembunyi Amerika yang tidak mau menghentikan agresi Z10N15 ke Jalur Gaza.

Posisi praktis Yaman memiliki peran yang jelas dalam mengubah Eilat menjadi pelabuhan hantu yang sepi dari pergerakan apa pun. Perusahaan transportasi laut bergegas menghindari melewati Bab Al-Mandab dan mengalihkan rute mereka, sehingga melipatgandakan waktu sampainya hingga tiga kali lipat ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang dijajah. Dengan demikian, kapal yang biasanya membutuhkan waktu sepekan untuk mencapai pelabuhan Palestina yang dijajah, kini membutuhkan waktu lebih dari 3 pekan.

Situasi keamanan ini  telah mendorong perusahaan asuransi untuk mengenakan biaya tambahan untuk peti kemas, dan biaya tersebut telah mencapai sekitar 65 persen dari nilai kapal, sejalan dengan biaya perjalanan dan durasi kedatangan yang meningkat berlipat ditambah dengan risiko perang, selain juga berlipat-lipatnya pekerjaan di pelabuhan karena situasi saat ini, terutama yang berkaitan dengan koordinasi. Pihak Otoritas Pajak negara Z10N15 menyatakan akan memberikan kompensasi kepada kapal-kapal yang mengalami kerusakan akibat perang sebesar 100%.

Di tingkat internasional, banyak perusahaan pelayaran telah mengubah haluan mereka, yang terbaru adalah perusahaan Inggris BP, yang menghentikan pengirimannya melalui Laut Merah, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai pasokan minyak global. Sama dengan perusahaan pelayaran peti kemas Perancis CM.AC.. Dalam iklim semacam ini, biaya pengiriman ke Asia naik menjadi 182 persen, sehingga asuransi kapal meningkat dari 30 ribu dolar menjadi 83 ribu dolar per hari.

Pasar minyak dan gas terguncang dalam iklim yang bergejolak dan kekacauan ini akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global, yang menyebabkan penurunan permintaan. Pada tahun 2022, minyak mencapai $100 per barel akibat krisis Ukraina, namun mengalami penurunan pada tahun 2022. pada tahun 2022, mencapai $80 per barel... kenaikan itu terjadi akibat keterlambatan yang terjadi saat ini akibat dari kekhawatiran mengenai pasokan dan keterlambatannya dan karena kecenderungan Rusia terkini untuk mengurangi produksinya lagi. 

Demikianlah kesalahan-kesalahan geopolitik ini menjadi sumber yang mendorong naiknya harga minya. Hal ini mendorong Amerika untuk mencabut sanksi terhadap minyak Venezuela, sehingga Venezuela akan memproduksi satu juta barel per hari. Ini berarti ketidakstabilan yang akan terjadi, dalam waktu singkat, yaitu penurunan harga minyak minyak sebagai imbalan atas penurunan permintaan dalam realitas krisis ekonomi yang terjadi berturut-turut akibat virus 5Corona dan krisis Ukraina. Krisis Bab Al-Mandab mengacak-acak panggung secara keseluruhan, seperti yang dikatakan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva: “Perang di Gaza dan pelebarannya telah merugikan perekonomian Timur Tengah dan Afrika Utara” dengan jelas menunjukkan bahwa “perang yang berkepanjangan akan menimbulkan konsekuensi negatif yang mencakup perekonomian global.”

Alternatif Bab al-Mandab:

Bab Al-Mandab adalah pintu gerbang penyeberangan ke banyak pelabuhan yang melapisi pantai Laut Merah, dan dengan terkuncinya ia bagi kapal-kapal Z10n1s atau kapal yang menuju ke negara Z10n1s, serta kapal-kapal Amerika dan Inggris, hal ini akan berdampak langsung pada pergerakan perdagangan dengan negara-negara yang berbatasan dengannya. Beberapa jenis perdagangan dengan kawasan ini atau perdagangan internasional yang melintas dari Terusan Suez  akan mengalami kelumpuhan

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar, serta negara-negara, secara regional dan global, sedang memikirkan alternatif selain Bab Al-Mandab, yaitu alternatif selain Terusan Suez... dimana pemikiran dan upayanya adalah mengambil jalur Tanjung Harapan, 3.500 mil jalur laut, konsekuensi tingginya biaya yang muncul.

Ada upaya dari berbagai negara untuk mencari alternatif selain Terusan Suez, sementara Rusia mempromosikan Laut Utara sebagai alternatif dari Terusan Suez, yang merupakan koridor komersial yang membentang di sepanjang pantai Siberia... namun tetap menjadi koridor marjinal dan sekunder yang tidak bisa menjadi alternatif dari Terusan Suez.

Iran juga mencari alternatif melalui pelabuhan Chabahar, yang mewakili hubungan dengan India dan merupakan alternatif untuk mengangkut barang ke Eropa melalui Iran dalam waktu 20 hari dengan biaya yang relatif rendah. Namun, dalam praktiknya, Iran menghadapi tantangan logistik dan politik yang kompleks. Ini juga tidak bisa menjadi alternatif pengganti Terusan Suez dan kapal-kapal minyak dan gas yang melintasinya.

Turki juga mempertimbangkan alternatif melalui koridor transportasi yang membentang dari pelabuhan Al-Faw di Basra di Irak hingga pelabuhan Mersin di Turki, yang menghubungkan Timur ke Barat. ...tetapi hal ini masih belum praktis, belum terjamin, dan terkait dengan kondisi politik dan keamanan yang rumit sehingga menjadikannya lebih dekat kepada khayalan dibanding kenyataan. Hal ini semua menjadikan Bab Al-Mandab dan Terusan Suez sebagai pilihan terbaik, meski Mesir menderita kerugian akibat kondisi saat ini.

Namun semua alternatif ini berada dalam lingkup harapan negara-negara ini, dan alternatif tersebut tidak memiliki kapasitas yang bisa ditampung ditampung oleh Terusan Suez, yang tetap menjadi koridor strategis yang sangat diperlukan, yang merupakan arteri dasar dalam menghubungkan Timur dengan Barat. Oleh karena itu, koridor Bab al-Mandab akan tetap eksis dengan urgensi strategis-istimewa-terdepan.

India tidak terlambat bekerja sama dengan entitas Z10n1s dalam merencanakan koridor perairan yang dimulai dari Eilat dan berakhir di Laut Mediterania di sekitar Gaza, dan ini adalah ancaman paling berbahaya bagi Terusan Suez. Akan tetapi proyek ini akan menghadapi ancaman terus-menerus karena terkait dengan Bab al-Mandab, dan juga karena dia terletak di dalam lingkaran konfrontasi keamanan di kawasan ini. Hal yang menjadikan memikirkannya saja bak bertualang di telapak tangan setan... sehingga ini akhirnya akan bergantung pada situasi keamanan di Bab al-Mandab.

Kata Terakhir:

Apakah mungkin mengaktifasikan kartu kekuatan di tangan kita? Pertanyaan ini muncul karena upaya Yaman untuk mengendalikan Bab al-Mandab, yaitu pintu gerbang Laut Merah dan Laut Arab. Kekuatan militer Yaman telah membuktikan eksistensinya yang efektif dalam mencegah kapal-kapal yang menuju ke entitas Z10n1s dan bahkan mampu melawan serangan kapal perusak Amerika dan Inggris di laut. 

Yaman mampu menciptakan keistimewaan dan mempenetrasi kondisi Arab yang santai dan lembek, serta ketabahan rakyat Palestina dan kehebatan perlawanan mereka menjadi pelajaran besar bagi bangsa Arab, dengan keistimewaan budaya dan poliik mereka dan bahkan dengan bala tentara mereka, agar tidak takut kepada pada entitas Zionis, karena ini hanyalah sebuah tipu daya yang besar. Tepatnya, aksi Yaman ini muncul untuk memberitahu negara-negara Arab yang besar, juga bala tentaranya dan persenjataannya bahwa kita dapat mempertahankan kehormatan dan kesucian kita dan mengusir tirani. Maka inilah dia Yaman negeri Arab yang terancam dan kehabisan tenaga melawan Amerika dan Inggris dari atas satu kakinya..

Keterlibatan Yaman dalam konfrontasi untuk membela Jalur Gaza mencerminkan ikatan darah, agama, kehormatan, kebebasan dan martabat. Inilah sebabnya sejarah akan mencatat bahwa Yaman telah maju pada hari ketika banyak yang ragu-ragu dan banyak yang berkhianat, dan Allahlah Pemenang atas perkara-Nya. (Diterjemahkan oleh #khalidmu https://englisc-trans.blogspot.com/2024/02/apa-ruginya-jika-yaman-menutup-bab-al.html pda 25/02/2024 dari  sumber:  https://bit.ly/3T8K8Ny)


Share: