Apache Si Penebar Kematian dan Teror di Gaza
Pusat Informasi Palestina, Senin, 24 Maret 2025, 16.20
Gaza - Di langit Jalur Gaza, tempat harapan tergantung antara pemboman dan keteguhan, helikopter AH-64 Apache menjadi simbol kengerian dan kehancuran yang menonjol.
Sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza, pesawat ini telah menjadi alat utama untuk merenggut nyawa dan menghancurkan infrastruktur, rudal mematikannya digunakan untuk memberangus warga sipil, rumah, dan bahkan ambulans.
Monster Udara: Senjata Israel yang Mematikan
Helikopter Apache adalah salah satu pesawat penyerang tercanggih di gudang senjata militer Israel, dilengkapi dengan sistem penargetan yang presisi dan rudal Hellfire yang mampu mengenai sasaran dengan akurasi yang sangat tinggi. Karena kecepatan dan kemampuan manuvernya, pesawat ini digunakan untuk melakukan pembunuhan terhadap pejuang perlawanan Palestina, selain mengebom daerah pemukiman dan kendaraan sipil di jalan-jalan sempit Gaza.
Misi Pembunuhan
Mahmoud al-Khatib, warga perkampungan Shuja'iyya, menceritakan saat-saat mengerikan yang dialaminya ketika Apache menargetkan kendaraan sipil di depan rumahnya.
Ia berkata: “Kami sedang duduk di rumah ketika mendengar suara pesawat. Kami tidak melihatnya, tetapi kami merasakan kematian akan datang. Tiba-tiba, mobil yang ada di depan kami meledak, dan puing-puingnya berserakan di mana-mana. Tidak ada peringatan, hanya satu rudal cukup untuk menghabisi nyawa orang-orang yang ada di dalamnya dalam sekejap!”
Jurnalis Ahmad Mansur, yang telah berulang kali meliput agresi Israel di Gaza, menegaskan bahwa Apache sering digunakan untuk melakukan pembunuhan di siang bolong, tanpa memperhatikan adanya warga sipil yang berada di dekat sasaran.
Ia mengatakan, "Penjajah menggunakan pesawat ini sebagai alat teror. Dia tidak cukup mengebom target tertentu, tetapi meluncurkan sejumlah rudal untuk memastikan penghancuran semua yang berada dalam jangkauan serangan, tanpa membedakan antara orang bersenjata dan warga sipil."
Pembunuhan dari Udara tanpa Pertanggungjawaban
Sejak pecahnya Intifada Kedua pada tahun 2000, Israel telah menggunakan helikopter Apache dalam operasi pembunuhan yang menargetkan para pemimpin perlawanan Palestina, seperti Salah Shahadeh dan Syeikh Ahmad Yassin.
Saat ini, helikopter-helikopter ini melanjutkan perang terbuka mereka melawan Jalur Gaza, beroperasi bebas di udara, menelan korban jiwa tanpa menghadapi permintaan tanggung jawab apapun secara internasional.
Analis militer Wassef Erekat menegaskan bahwa penjajah mengandalkan helikopter Apache untuk melakukan serangan "pembedahan", tetapi faktanya menunjukkan bahwa serangan ini sering kali menewaskan warga sipil, terutama di lingkungan yang padat penduduk.
Ia menambahkan kepada koresponden Palinfo: "Tentara Israel melakukan pembenaran atas serangan ini dengan alasan bahwa serangan tersebut menargetkan elemen bersenjata, tetapi faktanya sebagian besar korban adalah orang yang tidak bersalah, termasuk anak-anak dan wanita."
Bukan hanya target individu yang dibom oleh Apache; tapi seluruh anggota keluarga telah dihancurkan oleh pesawat ini.
Apache: Simbol Terorisme Udara
Saat rakyat Gaza berjuang hidup di bawah pengepungan dan kehancuran, Apache terus melayang-layang di langit bak mimpi buruk tak berujung, suaranya cukup untuk menimbulkan ketakutan di hati anak-anak sebelum orang dewasa.
Tanpa adanya tindakan internasional untuk menghentikan kejahatan ini, Gaza tetap sendirian menghadapi mesin perang yang tidak membedakan antara pejuang dan anak-anak, antara rumah dan ambulans.
Di Jalur Gaza, di mana tidak ada tempat berlindung dan tidak ada peringatan dini, suara Apache tetap menjadi pertanda kematian yang datang dari langit.(KHO)
—
Sumber: https://palinfo.com/news/2025/03/24/944820//
0 komentar:
Posting Komentar