Youtube Channel

About

Selamat datang di Blog Analis Palestina yang mengkhususkan diri pada opini, penerjemahan informasi dan analisa terkini terkait perkembangan yang terjadi di Palestina dan sekitarnya. Email: khalidmusholla@gmail.com

Kamis, 28 Maret 2024

Resolusi yang “Pincang”: Mengapa Baru Sekarang?

Oleh: Hamzah Zawbaa


Ketika bulan suci Ramadhan sudah separuh jalan, dunia yang munafik ini baru ingat bahwa ini adalah bulan suci bagi umat Islam, dan bahwa penderitaan rakyat Palestina telah melampaui batas dan mempermalukan semua orang, mulai dari raja dan pangeran istana hingga rakyat jelata. di desa-desa, dusun-dusun, kota-kota besar, dan pinggiran kota yang menampung kedutaan besar Israel, di mana perwakilan penjajah itu bergerak jauh lebih bebas dibandingkan pergerakan warga negaranya sendiri. Pada tanggal lima belas Ramadhan 1445 H, para pemimpin dunia yang menguasai Dewan Keamanan memutuskan untuk mengizinkan dikeluarkannya #resolusi yang pincang tentang gencatan senjata pada sisa bulan Ramadhan dengan harapan itu akan berubah menjadi gencatan senjata permanen.. Alhamdulillah wahai dunia yang terculik atas usahamu ini!)


Setelah 171 hari perang genosida dan etnic cleansing yang tiada henti-hentinya, hati nurani negara-negara adidaya terhenyak, dan Amerika bersikap ramah, penuh kasih sayang, dan mengalah, serta membiarkan dirinya tetap diam dan tidak menggunakan senjata vetonya terhadap resolusi yang pincang untuk menghentikan perang dan membebaskan para tawanan: Tanpa tuntutan yang jelas untuk menghentikannya secara permanen, atau untuk menarik pasukan tentara Zionis, atau untuk memulangkan para pengungsi dan warga ke rumah-rumah mereka, atau untuk hak atas kompensasi dan rekonstruksi, dan hak untuk apa pun, ya Rabb, selain dari menyelamatkan Israel dari Netanyahu, yang diyakini oleh pemerintahan Biden bahwa Netanyahu telah menyabotase semua rencana Gedung Putih untuk menguasai dan mengendalikan dunia Arab dengan cara yang “tenang”, sedangkan Netanyahu lebih memilih cara yang “panas.”


Setelah hampir enam bulan, resolusi Dewan Keamanan yang “pincang” muncul dan menyingkap kepada dunia sejumlah fakta tentang Perang Dunia Arab Gabungan ini:


1- Negara Penjajah Israel masih belum menang dan belum mencapai tujuan apa pun yang diumumkan Netanyahu sendiri dan menteri pertahanannya, yaitu penghancuran kekuatan Hamas dan pembebasan para tahanan.


Negara Penjajah tidak mampu meyakinkan seluruh dunia tentang narasi haknya untuk membalas dan membela diri. Karena dunia tahu bahwa mereka adalah negara yang melakukan penjajahan, dan sudah mendahului operasi Tofan Al-Aqsa hampir tujuh dekade sebelumnya.


3- Negara Penjajah menghadapi pengucilan besar-besaran, seperti yang diungkapkan oleh majalah The Economist dalam edisi terbarunya, ketika majalah tersebut memasang gambar bendera Israel yang ditanam di gurun tandus dan berangin dan diberi judul “Israel Sendirian.”


4- Gerakan Perlawanan belum mengakui kekalahannya dan belum mengibarkan bendera putih dan menyerah, seperti yang diminta Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken secara terbuka sebagai syarat gencatan senjata, namun keputusan gencatan senjata dikeluarkan tanpa memenuhi permintaan Blinken.


5- Negara besar Amerika tidak mampu menahan kemarahan internasional yang luar biasa yang diwakili oleh negara-negara yang bukan anggota tetap Dewan Keamanan, termasuk negara saudara kita Aljazair, dan dengan demikian dia mendapati dirinya menjadi negara kedua yang semakin terasingkan atau terisolasi dan mulai merasa sesak ruang gerak diplomatiknya di koridor Perserikatan Bangsa-Bangsa, meskipun kita semua tahu bahwa persekutuannya dengan Penjajah Israel tidak dan tak akan pernah putus.


6 - Kemarahan yang terus meningkat di dalam Amerika Serikat karena dua hal: Yang pertama adalah kemarahan para elit tentang bagaimana Amerika, dengan kekuatan dan keperkasaannya, telah berubah menjadi “jongos” Israel yang mengendalikan keputusan-keputusan dan bahkan kemauan politiknya serta mempengaruhi nasib pemerintahannya. Yang kedua adalah kemarahan publik yang disebabkan oleh adegan pembunuhan, pemboman, dan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Penjajah Israel di depan mata telanjang dan telinga dunia.


7- Perang ini menegaskan apa yang kita perdebatkan sepuluh tahun yang lalu, yaitu bahwa kontra-revolusi dan kudeta yang terjadi setelah Musim Semi Arab diatur oleh aliansi jahat Arab-Zionis, yang para perencananya berpikir bahwa sudah tiba waktunya untuk membungkam rakyat agar tidak mengganggu Israel dan para penguasa yang secara keliru percaya bahwa Israel sebagai agen Amerika, ia mampu melindungi takhta mereka, dan mereka mendapati bahwa Israel tidak mampu melindungi dirinya sendiri dalam menghadapi gerakan perlawanan, yang bahkan bukan tentara reguler.


8- Perang yang tidak berhenti ini juga menegaskan bahwa penguasa negara-negara Arab turut terlibat dalam perang melawan Palestina, seluruh wilayah Palestina. Tepi Barat juga menghadapi seperti yang dihadapi  oleh rakyat Gaza, dan pasukan penjajah berkeliaran di seluruh kota-kota di Tepi Barat dan jalan-jalan serta gang-gangnya di depan mata dan hidung pemerintahan Mahmoud Abbas. Orang-orang diculik dari rumah dan tempat tinggal mereka, dan dari rumah sakit, dan kita tidak mendengar suara apapun dari Abu Mazen (Julukan Mahmud Abbas). Kita juga tidak membaca (di media) kecaman atau penolakan apa pun dari para menteri luar negeri negara Arab, karena Isu Palestina tidak ada dalam agenda mereka kecuali sebagai kartu negosiasi dengan Amerika.


9- Negara-negara yang disebut sebagai negara-negara besar Arab tidak dapat – atau bisa dikatakan, tidak ingin – menghentikan perang atau memberikan bantuan. Sebaliknya, yang mereka cari dan tunggu, dan penantian mereka akan lama, hanyalah momen diumumkannya kekalahan kelompok-kelompok perlawanan dan kemenangan Netanyahu, karenanya gencatan senjata bagi mereka bukan barang yang istimewa.


10- Saya prediksi bahwa keputusan gencatan senjata yang “pincang” ini  tidak menyenangkan sebagian penguasa di Timur Tengah karena hal ini mewakili kemenangan nyata bagi gerakan perlawanan, meskipun aib dan kelemahan dirinya dalam memberikan tingkat terkecil (bantuan) kemanusiaan bagi orang-orang yang dibunuh, di hancur leburkan, terlantar dan kelaparan. 


11- Resolusi yang bersembunyi di balik kesucian bulan Ramadhan, penulisnya lupa bahwa jiwa manusia itu suci di sepanjang tahun, dan pemanggilan perasaan tidak dilakukan pada momen keagamaan, melainkan harus terus tetap menjadi prinsip dalam prinsip peperangan dan pertempuran. Dan bahwa resolusi itu dikeluarkan setelah adanya penghindaran, perundingan, dan hak veto sebanyak tiga kali, tidak ada disebutkan keputusan-keputusan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah Palestina atau negara Palestina, yaitu resolusi, seperti yang orang Mesir namakan dalam bahasa Amiyah Mesir, “menghalangi sinar matahari.”


12- Amerika, yang mengesahkan resolusi tersebut, perwakilannya di Dewan Keamanan hampir menangis karena kesedihannya yang luar biasa atas dikeluarkannya resolusi yang pincang ini, dan juru bicara Gedung Putih keluar untuk mengklarifikasi bahwa tidak digunakannya veto tidak berarti perubahan dalam posisi Amerika terhadap Israel, dan Departemen Luar Negeri AS dengan cepat menjelaskan kepada kita bahwa resolusi tersebut tidak mengikat bagi Israel.


Menurut pandangan saya yang sederhana, keputusan tersebut mewakili perubahan baru dalam konflik yang berpindah dari Gaza ke kawasan (Timur Tengah) dan akan berdampak selama bertahun-tahun, seperti yang dikatakan oleh Gallant, Menteri Pertahanan dan anggota Dewan Perang Zionis saat ini, pertempuran ini akan berpindah ke cakrawala yang lebih besar dan lebih luas, dan tidak ada bukti yang lebih jelas tentang hal itu selain keputusan Spanyol, Malta, Slovenia, dan Irlandia yang memutuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengakui negara Palestina, hal yang dianggap Netanyahu sebagai hadiah untuk Hamas dan bukan untuk rakyat Palestina yang telah berjuang (melawan penjajahan) sejak tujuh dekade.


Selain itu, menurut pendapat saya, bertambahnya kesadaran yang meningkat pasti akan diikuti, mungkin dengan kecepatan yang lebih cepat, dengan cakupan aksi di level Arab dan global, terutama karena sudah jelas bagi semua orang bahwa tentara penjajah tidak lain hanyalah “macan kertas” dan kemampuannya untuk menyelesaikan perang yang berkepanjangan agak diragukan, dan bahwa negara Z10n1s ini tidak akan mampu bertahan tanpa dukungan Amerika Barat dan dukungan Arab Zionis, yang semuanya memandang perlawanan dan rakyat sebagai musuh mereka. Inilah yang akan menjadikan tahun-tahun mendatang lebih panas dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.


Penjajah Israel akan memerlukan waktu puluhan tahun untuk memulihkan strukturnya yang rusak, yang kini runtuh di depan mata semua orang, dan reputasinya, yang telah mencapai titik terendah, terutama reputasinya sebagai negara “militer yang kuat” di samudera militer yang sibuk dengan politik dan perdagangan. Apakah waktu akan menyelamatkannya , atau akankah orang-orang yang ingin menyingkirkan kolonialisme dan tirani dalam satu pukulan telak akan akan mendahuluinya ?


(Diterbitkan oleh arabi21.com tanggal 24 Maret 02:04 siang, referensi: https://bit.ly/3IUViiU diterjemahkan oleh #Khalidmu)


Share:

0 komentar:

Posting Komentar