Youtube Channel

About

Selamat datang di Blog Analis Palestina yang mengkhususkan diri pada opini, penerjemahan informasi dan analisa terkini terkait perkembangan yang terjadi di Palestina dan sekitarnya. Email: khalidmusholla@gmail.com

Jumat, 29 Maret 2024

Perubahan Penting Dalam Hubungan Turki-Irak

Oleh: Kemal Ozturk
Penulis dan jurnalis Turki

Selama beberapa bulan terakhir, Turki telah bekerja keras untuk menyelaraskan kembali hubungan dengan Irak, ada dua alasan utama untuk hal ini:

1- Berpindahnya struktur Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak dari pegunungan ke kota, dan mereka semakin meningkat serangannya terhadap Turki.
2- #ProyekTerowonganBawahLaut, yang dianggap sangat penting oleh Turki, yang akan mengubah arah perdagangan maritim global.

Langkah Hati-hati dan Kooperatif

Presiden Erdogan, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Kepala Badan Intelijen Nasional baru-baru ini secara serius memperingatkan pimpinan Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK) terkait hubungannya dengan PKK di Irak utara.

Kepala Badan Intelijen Nasional, Ibrahim Kalin, mengunjungi Sulaymaniyah untuk menyampaikan kekhawatiran Turki atas kerja sama eratnya dengan PKK. Tak hanya itu, ia mengatakan kepada Presiden Abdul Latif Al-Rashid saat berkunjung ke Baghdad bahwa pengurus Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK) telah membuka ruang bagi PKK untuk bermanuver, sehingga menyebabkan peningkatan serangan dari Irak utara terhadap pangkalan militer Turki.

Akibat operasi militer Turki yang dinamai “Cakar Kunci” beberapa waktu lalu, dan operasi yang dilakukan badan intelijen terhadap pimpinan PKK dengan menggunakan drone, PKK berpindah dari daerah pegunungan ke selatan, menuju Mosul, Kirkuk dan kota-kota lain, dan menambah jumlah  pangkalan militernya.

Untuk mencegah hal ini, Turki, bekerja sama dengan pemerintah Irak, bertujuan untuk memperluas operasi militernya selama beberapa bulan musim panas. Mereka ingin mencegah serangan PKK dengan membuat garis dengan kedalaman 30 kilometer dari perbatasan Turki, dan Presiden Erdogan mengistilahkan itu sebagai “mengunci gembok.”

Tiga Pria Mendarat di Bagdad Membawa Berkas Penting

Menteri Pertahanan Yaşar Guler, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, dan kepala Badan Intelijen Nasional Ibrahim Kalin melakukan kunjungan yang sangat penting ke Bagdad pada 14 Maret. Kunjungan ini mendapat perhatian besar di kawasan. Ketiga pejabat tersebut memiliki file lengkap yang mereka bawa. Salah satunya adalah keberadaan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak, dan yang lainnya adalah masa depan Proyek Terowongan Bawah Laut. Ternyata, ada isu lain yang tidak disebut dan dibahas secara diam-diam, yaitu pertanyaan apakah pemerintahan Baghdad mulai sekarang tidak akan lagi mengekor Iran.

Proyek Terowongan Bawah Laut Merah merupakan jalur perdagangan baru yang sangat penting yang dikembangkan sebagai alternatif dari Terusan Suez. Itu akan dimulai dari pelabuhan Al-Faw di Basra, melewati Baghdad dan Mosul, masuk melalui gerbang perbatasan Turki Ovaköy dan mencapai Eropa.

Mengapa Iran dan Amerika Serikat Menentang Proyek Terowongan Bawah Laut ini ?

Amerika Serikat sangat mendukung jalur perdagangan baru yang disebut “Koridor India”, yang akan memperkuat tangan Israel. Terlepas dari kontroversi mengenai manfaat dan rendahnya biaya proyek yang merupakan alternatif dari proyek Jalur Sutra dan Jalan Sabuk Tiongkok, Amerika Serikat dan India sangat antusias dengan proyek ini.

Proyek Terowongan Bawah Laut yang disokong Turki, UEA, dan Irak, lebih pendek, lebih murah, dan lebih cepat dibandingkan koridor India. Namun, masalah yang paling serius adalah keamanan jalur kereta api yang akan dibangun di Irak. Selama PKK mengancam rute ini, kemungkinan besar proyek tersebut tidak akan dilaksanakan.

Amerika Serikat tidak menyambut baik proyek ini; karena adanya alternatif Koridor India. Di sisi lain, Iran tidak akan mendukung proyek yang akan memperkuat kemandirian ekonomi Irak dan menjadikan Turki pemain yang sangat penting dalam jalur perdagangan maritim global. Alat yang akan digunakan Amerika Serikat dan Iran untuk menyabotase proyek tersebut adalah Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Dalam konteks ini, tiga pejabat Turki yang berkunjung ke Irak menyampaikan beberapa usulan kepada Baghdad untuk menyelesaikan masalah ini.

Lembaran Baru Hubungan Turki-Irak

Dalam pembahasan dengan Baghdad, diusulkan untuk meninjau hubungan kedua negara di banyak bidang dan membuka lembaran baru bagi Proyek Terowongan Bawah Laut. Berikut beberapa rekomendasinya:

1- Meninjau status dan administrasi Kirkuk, dimana tinggal suku Turkmenistan juga.
2- Mengusir Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dari kota-kota dan wilayah-wilayah Irak.
3- Melakukan operasi militer besar-besaran di Irak utara pada musim panas, untuk membuat wilayah tersebut sepenuhnya aman. Kerjasama dengan Baghdad akan mencapai tujuan itu.
4- Mengamankan jalur kereta api yang diharapkan akan dibangun dari Basra ke perbatasan Turki.

Tidak ada keraguan bahwa pemerintahan Baghdad sangat antusias dengan Proyek Terowongan Bawah Laut ini, namun mereka perlu menyelesaikan dua masalah penting: mereka harus mencapai kesepakatan dengan pemerintah Amerika dan Iran, dimana keduanya memiliki pangkalan-pangkalan militer penting di negara ini, terkait masalah ini; Sebab, meski tidak mendeklarasikannya, dua negara ini menentang Terowongan Bawah Laut dan (masalah kedua) menetralisasi total Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak.

Turki sekarang menunggu langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintahan Baghdad. Namun, Turki bertekad untuk melancarkan operasi militer untuk membangun garis keamanan sedalam 30 kilometer di perbatasan Irak dalam beberapa bulan musim panas mendatang.

(Terbit di Aljazeera tanggal 27/3/2024, Referensi: https://bit.ly/3TEBGVm diterjemahkan oleh #Khalidmu)




Share: