Youtube Channel

About

Selamat datang di Blog Analis Palestina yang mengkhususkan diri pada opini, penerjemahan informasi dan analisa terkini terkait perkembangan yang terjadi di Palestina dan sekitarnya. Email: khalidmusholla@gmail.com

Rabu, 19 Maret 2025

Artikel Puitis: Gaza.. Mau Kemana?

 Artikel Puitis: Gaza.. Mau Kemana?

Oleh: Mukhtar Khawaja

Pemerhati Fikrah Islami, Aspek Etika dan Moralitas Peradaban Islam.


Blog Al Jazeera Net - Tanggal 18 Maret 2025

Israel melanjutkan agresinya terhadap Gaza (media sosial)


Gaza dan gempuran beruntun yang kembali lagi. Para syuhadanya bukanlah angka, tapi mereka adalah banyak keluarga, desa-desa, dan generasi. Agresi terus berlanjut, dan katastrofi semakin dalam, dan sistem internasional tampaknya tidak terlalu peduli. Sesungguhnya ini adalah musibah yang datang silih berganti sehingga menjadi tidak berarti bagi Gaza.


Warga Gaza berjalan sendirian, sementara luka tusuk bertambah dan terus berlanjut. Gaza, yang sudah berdarah, kembali berdarah. Gaza mencoba melawan. Para pengungsi kembali bertahan di tengah reruntuhan, tanpa air atau makanan, dan negosiasi berlangsung untuk menyelamatkan warga sipil dan membebaskan para sandera.


Tapi yang terjadi sekarang membalikkan persamaan.


Saat ini,  Gaza tidak akan kehilangan apa pun. Bahkan, keinginannya untuk menang mungkin semakin bertambah, dalam bentuk apa pun, bahkan jika itu adalah operasi mati syahid di sana-sini. Inilah yang dipahami dan diketahui pihak lain. Orang-orang telah mencapai tepi jurang, dan mereka dapat melompat dari sana ke sisi lain, dan mencapai apa yang mereka inginkan secara pribadi setelah meninggalkan jejak mereka di sisi lain.


Dalam jangka panjang, ada generasi mendatang yang akan melawan dengan segala cara, karena sungai akan mengukir jalur yang berbeda untuk dirinya sendiri tidak peduli seberapa jauh dari hulunya. Apa yang tampak menurun di dalam jalurnya sebenarnya merupakan peluang untuk memperkuat momentumnya.


Warga Gaza mulai menebar harapan dan optimisme setelah penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan Penjajah Israel, dan gencatan senjata mulai berlaku. Warga Gaza bangkit dari rasa sakit dan luka mereka, dan mulai menggali kehidupan baru di tengah reruntuhan. Namun, penjajah tidak memberi mereka kesempatan untuk hidup di tengah kehancuran yang diciptakannya di setiap jengkal dan sudut yang darinya tercium aroma busuk kematian, menyesakkan hidung dan mencekik napas.


Belum sempat warga Gaza mengatur napas, kapal perang dan pesawat kriminal Israel kembali, merenggut nyawa dan menghancurkan sisa sumber daya apa pun yang memungkinkan warga Gaza bertahan di tanah mereka dan menghadapi semua rencana pengusiran.


Sungguh Gaza membayar harga yang mahal. Mesin perang Israel terus melakukan kebrutalannya, membunuh dan menghancurkan. Mereka menghancurkan tanaman dan anak turunan manusia, tidak menyisakan satu hal pun, mengubah mayat menjadi abu, di tengah-tengah kebungkaman internasional yang mencurigakan dan persetujuan Amerika, dengan mengorbankan nyawa-nyawa yang tiada berdosa.


Warga Gaza tidak punya apa-apa lagi yang bisa membuat mereka kehilangan.Tidak seorang pun tahu apa yang digendong oleh hari-hari dalam rahimnya. Ketika seseorang kehilangan harapan, diliputi keputusasaan, dan diliputi rasa frustasi, semua skenario menjadi terbuka untuk semua kemungkinan. Dia sekarang dalam keadaan siap meledak.


Ini adalah pertanyaan yang pihak lain takut untuk menjawabnya. Dalam jangka pendek, para syuhada membubung naik satu demi satu. Kita semua menganggap mereka semua adalah orang-orang yang diterima syahid selama bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, dalam jangka panjang, ada generasi mendatang yang akan melawan dengan segala cara yang mungkin. Sang sungai mengukir jalan yang berbeda untuk dirinya sendiri, tidak peduli seberapa jauh ia dari hulunya. Apa yang nampak seperti rendah di dalam alirannya sebenarnya itu adalah momentum untuk memperkuat dorongannya.


Begitulah sungai-sungai yang besar itu: Gaza adalah sungai besar yang delta-nya berada di Al-Fath (Penaklukan atau kemenangan) atau di Sungai Barq (Sungai di pintu surga seperti disebutkan Nabi SAW - pent.)


Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini tidak harus mencerminkan posisi editorial Al Jazeera Network.(KHO)


Sumber:

https://www.aljazeera.net/blogs/2025/3/18/%d8%ba%d8%b2%d8%a9-%d8%aa%d9%83%d8%b3%d8%b1-%d8%a7%d9%84%d9%86%d8%b5%d8%a7%d9%84-%d8%b9%d9%84%d9%89-%d8%a7%d9%84%d9%86%d8%b5%d8%a7%d9%84


Share: