Youtube Channel

About

Selamat datang di Blog Analis Palestina yang mengkhususkan diri pada opini, penerjemahan informasi dan analisa terkini terkait perkembangan yang terjadi di Palestina dan sekitarnya. Email: khalidmusholla@gmail.com

Rabu, 28 Februari 2024

Peristiwa Isra' Rasulullah Sallallah 'Alaihi Wasalam

Oleh: Dr. Hamam Abdur Rahim Said & Dr. Haitsam Abdul Ghafur Shabri [Sumber: Kitab: Al-Arba'uun fii furudh-il-Ummah, hal. 168, hadits ke-30, diterjemahkan oleh: I. Cholid] 


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Sallallah 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku telah melihat diriku di Hijir saat Quraisy bertanya kepadaku tentang tempat peristiwa Isra’. Mereka menanyakan kepadaku hal-hal tentang Bait Al-Maqdis yang aku kurang menguasainya. Maka diriku ditimpa kesusahan yang belum pernah terjadi dalam hidupku sebelumnya", beliau bersabda: "Maka Allah mengangkatnya (Bait Al-Maqdis) tinggi-tinggi untukku agar aku bisa melihatnya. Tidaklah mereka menanyakan sesuatu kecuali aku mampu memberitahu mereka tentangnya. Sungguh aku telah melihat diriku di dalam jamaah para Nabi. Tiba-tiba Musa berdiri shalat, seseorang dengan perawakan sedang, keriting, seakan dia laki-laki dari suku Syanu'ah. Kemudian Isa bin Maryam 'alaihis salam berdiri shalat, orang yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin Mas'ud Al-Tsaqafi. Kemudian Ibrahim 'alaihis salam berdiri shalat, orang yang paling serupa dengannya adalah sahabat kalian - yaitu diri beliau - maka tibalah waktu shalat maka aku mengimami mereka. Tatkala aku telah selesai shalat ada seseorang yang berkata: Wahai Muhammad, ini adalah malaikat penjaga neraka, berilah salam kepadanya, maka aku berputar kepadanya, maka dia telah mulai menyalamiku." (H.R.Muslim: 172) 

Kata-kata Asing: 

اإلسراء 

Isra': perjalanan pada waktu malam 

الحجر 

Hijir: dia adalah bagian luar dari dinding Ka'bah, berbentuk setengah lingkaran dan dinamakan "Hijir Isma'il" yaitu bagian dari Ka'bah 

كربة 

Kurbah: dari kata al-karb yang berarti kesedihan dan kesusahan 

ضرب: الضرب: الرقيق 

Dharb: Al-dharb: Al-raqiiq, adalah seseorang di antara dua orang yang banyak berdaging (gemuk) dan seorang yang sedikit dagingnya (kurus). 

جعد 

Ja'd yaitu keriting rambutnya, dia lawan lurus, karena berambut lurus kebanyakan ada pada rambut orang non-Arab. 

شنوءة 

Syanu'ah: desa di Yaman 

Makna Global Hadits 

Peristiwa Isra' Nabi Sallallah 'alaihi wasallam ke Bait Al-Maqdis 

Allah Ta'ala berfirman: 


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 

Maha Suci Dia Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada satu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang Kami telah berkahi di sekelilingnya untuk Kami perlihatkan padanya sebagian dari ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S. Al-Isra':1) 

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Allah Ta'ala memuliakan Diri-Nya, dan mengagungkan Diri-Nya Sendiri, atas kekuasaan-Nya yang tak seorangpun selain-Nya mampu melakukannya, maka tiada Tuhan selain-Nya "Yang Memperjalankan hamba-Nya" yaitu Muhammad shallallah 'alaihi wasallam "pada suatu malam" yaitu di kegelapan malam "dari Masjid Al-Haram" dan dia adalah Masjid di Makkah "ke Masjid Al-Aqsha" dan dia adalah Bait Al-Maqdis yang berada di Eliaa. 

Peristiwa Isra' Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam terjadi pada tahun ke-10 kenabian setelah wafatnya istri beliau Khadijah radhiyallahu 'anha, dan wafatnya paman beliau Abu Thalib. Tahun itu dikenal dengan Tahun Duka Cita, Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak menghilangkan kesedihan Rasul-Nya sallallah 'alaihi wasallam dengan mu'jizat ini dan tanda-tanda-Nya yang Agung, maka Allah perjalankan raga dan ruh beliau pada malam hari dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha, mewajibkan kepada beliau dan umatnya dalam peristiwa itu shalat lima waktu. Pada malam itu Nabi sallallah 'alaihi wasallam sedang menginap di rumah Ummu Hani' putri Abu Thalib paman beliau. Beliau kala itu dikelilingi oleh dua orang laki-laki dari keluarganya seperti dijelaskan dalam riwayat dalam Shahih Bukhari. 

Konflik antara Umat Islam dan Bani Israel 

Tercatat bahwa peristiwa Isra' terjadi di Makkah sebelum Hijrah. Kala itu konflik yang terjadi adalah antara Nabi sallallah 'alaihi wa sallam dan kaum Musyrikin dan tidak ada konflik antara beliau dengan orang Yahudi. Ini dari satu sisi dan dari sisi lain konflik kala itu seputar Masjid Al-Haram, dan Masjid Al-Aqsa tidak ada dalam tema konflik. Bahkan Nabi sallallah 'alaihi wasallam saat itu berharap orang-orang Yahudi menerima da'wah dan risalah kenabiannya karena mereka sedang menanti-nantinya dan meminta pertolongan kepada beliau dari orang-orang Musyrik. Akan tetapi Surah Al-Isra' yang telah mengabadikan peristiwa ini menjelaskan bahwa konflik yang sesungguhnya bukanlah dengan orang-orang Musyrik, akan tetapi dengan orang-orang Yahudi, bukan seputar Masjid Al-Haram akan tetapi seputar Masjid Al-Aqsha. Oleh karena itu ada tambahan pembicaraan dari perjalanan Isra' dalam surah ini dengan pembicaraan tentang kerusakan Bani Israel dan pertarungan mereka, dan penjelasan tentang sifat-sifat orang yang memerangi mereka, dan mengalahkan mereka. Mereka adalah Umat Islam para pengikut Nabi Muhammad sallallah 'alaihi wasallam. Maka kerusakan

mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi sallallah 'alaihi wasallam, maka beliau memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah. Dan kita sekarang hidup di zaman ini yaitu kerusakan mereka yang kedua, kita akan memerangi mereka dan mengalahkan mereka dengan izin Allah. Meski demikian Allah Ta'ala telah mengancam bahwa jika mereka kembali dalam kerusakannya maka Allah akan kembali menghancurkan dan membinasakan mereka. 

Hadits-hadits telah menjelaskan bahwa mereka akan menjadi bagian dari pengikut-pengikut Dajjal di akhir zaman, dan Isa 'alaihis salam akan memerangi mereka dan akan menghabisi mereka. 

Pendustaan Quraisy atas Peristiwa tersebut dan Pembenaran Allah Terhadap Rasul-Nya sallallah 'alaihi wasallam 

Nabi sallallah 'alaihi wasallam telah memberitahukan Quraisy peristiwa mu'jizat ini. Maka mereka bereaksi dengan mendustakan dan memperolok-olok beliau. Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala memperlihatkan kepada beliau Bait Al-Maqdis hingga tersingkaplah penghalang antara beliau dengannya, maka terlihat dengan mata kepala beliau Bait Al-Maqdis tergambar di depannya, maka beliau menggambarkannya dengan sangat detail, hingga orang yang pernah datang ke Bait Al-Maqdis dari mereka mengakui gambaran detail beliau. Dan ini adalah merupakan bentuk mu'jizat lainnya. 

Imam Bukhari telah meriwayatkan no. 3886, dan Imam Muslim 276 dari Jabir bin Abdullah radhiyallah 'anhuma, bahwa beliau telah mendengar Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda: 

ما كذبني قريش قمت في الحجر، فجلا الله لي بيت المقدس، فطفقت أخبرهم عن آياته وأنا أنظر إليه

"Tatkala Quraisy mendustakanku, aku berdiri di Hijir, maka Allah memperlihatkan kepadaku Bait Al-Maqdis, maka mulailah aku beritahukan mereka tentang tanda-tandanya dan aku sedang memandangnya." 

Imam Ahmad telah meriwayatkan 5: 2819 dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda: "Tatkala malam aku di-Isra'-kan, dan pagi harinya aku di Makkah, aku tak mampu menguasai diri1, dan aku telah tahu bahwa orang akan mendustakanku." Maka beliau duduk menyendiri bersedih hati, berkata: maka melintasi beliau musuh Allah Abu Jahal, dia datang hingga duduk di samping beliau, maka dia berkata untuk memperolok-olok: Apakah sudah terjadi sesuatu? Maka Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda "Ya", dia berkata: Apa itu? Bersabda: "Sesungguhnya Dia meng-Isra'-kan aku tadi malam" Dia berkata: Kemana? Sabdanya: "Ke Bait Al-Maqdis?" Dia berkata: Kemudian pagi ini engkau sudah berada di tengah-tengah kami? Sabdanya: "Ya". Dia berkata: Dia tidak memperlihatkan sikapnya bahwa dia mendustai beliau, karena takut beliau akan membantah omongannya jika dia telah memanggil kaumnya kepadanya, dia (Abu Jahal) berkata: "Bagaimana menurut pendapatmu jika aku mengundang kaummu untuk engkau sampaikan kepada mereka apa yang engkau telah beritakan kepadaku? Maka Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda: "Ya". Maka dia berkata: Wahai orang-orang Bani Ka'b bin Luay. Maka banyak kerumunan yang bangkit mendatanginya, mereka datang duduk dihadapan keduanya. Dia berkata: Bicaralah kepada kaummu dengan apa yang engkau telah sampaikan kepadaku. Maka Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah di-Isra'-kan tadi malam", Mereka bertanya: kemana? Sabda beliau: "Ke Bait Al-Maqdis". Mereka berkata: Kemudian pagi ini engkau telah berada di tengah-tengah kami? Sabdanya: "Ya" Sabdanya: Maka ada yang bertepuk tangah, ada yang meletakkan tangan di atas kepalanya, heran dengan kedustaan yang mereka sangkakan. Mereka berkata: Apakah engkau bisa memberikan gambaran kepada kami Masjid itu? - Di dalam kaum itu ada yang pernah pergi ke negeri itu (Syam), dan telah melihat Masjid Al-Aqsha - Maka Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam bersabda: "Maka mulailah aku menggambarkannya, dan terus aku menggambarkannya hingga bercampur kepadaku sebagian penggambaran", beliau bersabda: "Maka didatangkanlah Masjid itu dan aku memandang hingga diletakkan di seberang rumah Iqal, atau Aqil, maka akupun menggambarkan detailnya, pada saat aku memandangnya". Beliau bersabda: "Meski dengan penggambaran itu aku masih juga belum menghafalnya", beliau bersabda: "Maka bangkitlah kaum (Quraisy) : “Adapun penggambaran itu demi Allah dia memang benar". 

Syeikh Abu Muhammad bin Abu Jumroh2 berkata bahwa hikmah dalam Isra' ke Bait Al-Maqdis sebelum beliau bermi'raj ke langit adalah keinginan menampakkan kebenaran untuk melawan orang yang ingin menghentikannya. Karena jikalau beliau bermi'raj dari Makkah langsung menuju langit beliau tidak menemukan jalan mendapat keterangan dan penjelasan atas perlawanan musuh-musuhnya, Tatkala beliau menyebutkan bahwa beliau telah diIsra'kan ke Bait Al-Maqdis mereka menanyakannya tentang informasi beberapa bagian Bait Al-Maqdis yang pernah mereka lihat. Mereka mengetahui bahwa beliau belum pernah melihatnya sebelum itu, maka tatkala beliau memberi tahu mereka tentangnya maka tercapailah pembuktian atas kejujuran dan kebenarannya, dimana beliau menyebutkan peristiwa Isra ke Bait Al-Maqdis dalam satu malam, Jika benar kabar yang beliau sampaikan dalam kejadian itu maka menjadi wajib pembenarannya pada keseluruhan yang beliau telah sampaikan, Hal itu semakin menambah keimanan seorang Mu'min, demikian pula semakin menambah sakit orang yang tidak tahu berterima kasih dan para penentangnya. Telah selesai secara ringkas3

Perjumpaan Nabi sallallah 'alaihi wasallam Dengan Para Nabi dan Informasi Beliau Tentang Mereka dan Beliau Mengimami Shalat Bersama Mereka 

Sungguh Nabi sallallah 'alaihi wasallam telah berjumpa di dalam perjalanan itu saudara-saudaranya dari kalangan para Nabi yang berkumpul di Bait Al-Maqdis maka beliau mengimami shalat bersama mereka di dalamnya. Beliau sallallah 'alaihi wasallam menggambarkan kepada kita sebagian dari para Nabi itu seperti Musa dan Isa dan Ibrahim alaihimus salam. Ini menunjukkan bahwa Bait Al-Maqdis adalah tambatan hati para Nabi, pusat perhatian mereka, dan tempat berkumpulnya keberkahan mereka. Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Eliaa adalah perut bumi dimana berasal para Nabi dari asal-usul Ibrahim sang kekasih Allah, oleh karenanya mereka semua dikumpulkan semua untuk baginda Nabi di sana, maka beliau mengimami mereka di tempat asal mereka, dan rumah mereka. Maka ini menunjukkan bahwa beliau adalah Imam yang paling agung, pemimpin yang terdepan, shalawat Allah dan salam-Nya kepada beliau dan kepada semua para nabi. 

Petunjuk Penting Hadits 

1. Hadits ini menunjukkan bahwa peristiwa Isra' termasuk diantara peristiwa paling agung dalam sejarah Islam dan risalah kenabiannya, dimana peristiwa itu mengandung berbagai perkara yang agung. 

2. Bahwa pendustaan orang-orang Kafir Makkah terhadap mukjizat ini dan perolok-olokan terhadap pemiliknya tiada lain kecuali cara atau jalan yang ditempuh oleh musuh-musuh dakwah Islam di setiap zaman. 

3. Apa yang dihadapi oleh Nabi sallallah 'alaihi wasallam dari kesusahan saat orang-orang Kafir mendustakannya adalah sebuah cara atau jalan dari berbagai jalan penderitaan yang menghadang dakwah di setiap zaman. 

4. Peristiwa ini telah menjelaskan kedudukan Bait Al-Maqdis di dalam Islam, dan bahwa dia adalah warisan Rasulullah sallallah 'alaihi wasallam yang merupakan bagian dari keseluruhan risalah dan para rasul. 

5. Mengimaminya Nabi Muhammad sallallah 'alaihi wasallam para nabi dan para rasul menunjukkan bahwa beliau adalah pewaris mereka seluruhnya, dan bahwa beliau adalah pemegang bendera Bait Al Maqdis dan demikian pula umatnya setelahnya. 

6. Adapun meski Bait Al-Maqdis dalam keadaan dijajah oleh orang-orang Yahudi pada saat ini, maka sesungguhnya peristiwa ini semakin mengokohkan perhatian Umat Islam terhadapnya, dan semakin membuatnya berpegang teguh, menjaganya, membelanya, dan berjihad di jalan pembebasannya, dan keharaman melalaikan satu butirpun debu dari tanahnya, atau menegosiasikannya. 

7. Sebagaimana peristiwa ini sesungguhnya semakin menguatkan perhatian para da'i dan ulama yang merupakan pewaris para Nabi agar mereka bangkit menjalankan kewajiban mereka terhadapnya dalam menjelaskan kedudukannya, kewajiban-kewajiban Umat Islam di dalamnya, membangunkan Umat untuk membelanya, dan hukum-hukum syar'i terkait dengannya, keharaman mengabaikannya, kewajiban memerdekakannya dari tangan para perampas.



-----------------------
Catatan Kaki:

1 Kata artinya yaitu lemah, lemar dan merasa khawatir dari kesedihan dan omongan orang.

2 Syeikh Abu Muhammad Abdullah bin Abu Jumroh Al-Maghribiy, tinggal di Mesir. Seorang alim ulama ahli ibadah, orang baik yang terkenal banyak dzikir. Beliau memiliki syarah hadits-hadits pilihan dari Shahih Bukhari. Imam Ibnu Katsir berkata: Dia adalah seorang pengujar kebenaran, penyuruh kebaikan dan pelarang dari kemungkaran. Wafat di Mesir tahun 699 H. Lihat "Al-Bidayah wa An-Nihayah" 13: 408, "Tabshir Al-Muntabih" 11: 375.

3 Lihat “Fathu Al-Bari” 11: 380.
Share: